Jumat, 09 Desember 2011

Perang Dunia I

Perang ini dimulai setelah Pangeran Franz Ferdinand dari Austria-Hongaria (sekarang Austria) dibunuh anggota kelompok teroris Serbia, Gavrilo Princip di Sarajevo. Tidak pernah terjadi sebelumnya konflik sebesar ini, baik dari jumlah tentara yang dikerahkan dan dilibatkan, maupun jumlah korbannya. Senjata kimia digunakan untuk pertama kalinya, pemboman massal warga sipil dari udara dilakukan, dan banyak dari pembunuhan massal berskala besar pertama abad ini berlangsung saat perang ini. Perang ini berakhir dengan ditandatanginya peletakan senjata tanggal 11 November 1918. Empat dinasti, Habsburg, Romanov, Ottoman dan Hohenzollern, yang mempunyai akar kekuasaan hingga zaman Perang Salib, seluruhnya jatuh setelah perang.
Perang Dunia I menjadi saat pecahnya orde dunia lama, menandai berakhirnya monarki absolutisme di Eropa. Ia juga menjadi pemicu Revolusi Rusia, yang akan menginspirasi revolusi lainnya di negara lainnya seperti Tiongkok dan Kuba, dan akan menjadi basis bagi Perang Dingin antara Uni Soviet dan Amerika Serikat. Kekalahan Jerman dalam perang ini dan kegagalan untuk menyelesaikan masalah-masalah yang masih menggantung yang telah menjadi sebab terjadinya Perang Dunia I akan menjadi dasar kebangkitan Nazi, dan dengan itu pecahnya Perang Dunia II pada 1939. Ia juga menjadi dasar bagi peperangan bentuk baru yang sangat bergantung kepada teknologi, dan akan melibatkan non-militer dalam perang seperti yang belum pernah terjadi sebelumnya.
negara-negara yangterlibat :

 Sekutu:
Flag of Russia.svg Rusia
Flag of France.svg Perancis
Flag of the United Kingdom.svg Britania Raya
Flag of Canada-1868-Red.svg Kanada
Flag of Italy (1861-1946).svg Italia
US flag 48 stars.svg Amerika Serikat
lainnya Blok Sentral:
Flag of the Habsburg Monarchy.svg Austria-Hungaria
Flag of the German Empire.svg Jerman
Flag of Turkey.svg Kekaisaran Ottoman
Naval Ensign of Bulgaria (1878-1944).svg Bulgaria

 

Rabu, 05 Oktober 2011

TATA NEGARA

Periode 1945–1950

Periode 18 Agustus 194515 Agustus 1950 adalah periode berlakunya konstitusi yang disahkan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945, yang kelak kemudian disebut sebagai UUD 1945. Periode ini dibagi lagi menjadi dua masa yaitu, pertama, antara 18 Agustus 194527 Desember 1949 saat negara Indonesia berdiri sendiri, dan kedua antara 27 Desember 194915 Agustus 1950 saat negara Indonesia bergabung sebagai negara bagian dari negara federasi Republik Indonesia Serikat.
Menurut UUD 1945, lembaga kepresidenan, yang bersifat personal[1], terdiri atas seorang presiden dan seorang wakil presiden. Lembaga ini dipilih oleh MPR dengan syarat tertentu dan memiliki masa jabatan selama 5 tahun. Sebelum menjalankan tugasnya lembaga ini bersumpah di hadapan MPR atau DPR.
Menurut UUD 1945:
  1. Presiden memegang kekuasaan pemerintahan
  2. Presiden dibantu oleh satu orang wakil presiden
  3. Wakil presiden menggantikan presiden jika presiden mangkat, berhenti, atau tidak dapat melakukan kewajibannya dalam masa jabatannya
  4. Presiden menetapkan peraturan pemerintah
  5. Presiden dibantu oleh menteri
  6. Presiden dapat meminta pertimbangan kepada DPA
  7. Presiden memegang kekuasaan tertinggi atas Tentara Nasional Indonesia
  8. Presiden menyatakan perang dan membuat perdamaian serta perjanjian dengan negara lain atas persetujuan DPR
  9. Presiden menyatakan keadaan bahaya
  10. Presiden mengangkat dan menerima misi diplomatik
  11. Presiden memberi grasi, amnesti, abolisi, dan rehabilitasi
  12. Presiden memberi gelar dan tanda kehormatan
  13. Presiden memegang kekuasaan membentuk undang-undang dengan persetujuan DPR
  14. Presiden berhak memveto RUU dari DPR
  15. Presiden berhak mengeluarkan peraturan pemerintah pengganti undang-undang dalam keadaan mendesak.
Dr. Ir. Soekarno, Presiden Indonesia 1945-1949 dan 1950-1967; Presiden RIS 1949-1950
Pada 18 Agustus 1945, untuk pertama kalinya, presiden dan wakil presiden dipilih oleh PPKI. Dalam masa peralihan ini kekuasaan presiden sangat besar karena seluruh kekuasaan MPR, DPR, dan DPA, sebelum lembaga itu terbentuk, dijalankan oleh presiden dengan bantuan Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP). Namun tugas berat juga dibebankan kepada presiden untuk mengatur dan menyelenggarakan segala hal yang ditetapkan UUD 1945.
Hanya beberapa bulan pemerintahan, KNIP yang menjadi pembantu presiden dalam menjalankan kekuasaan MPR, DPR, dan DPA meminta kekuasaan yang lebih. Hal itu kemudian direspon oleh lembaga kepresidenan dengan memberikan kekuasaan untuk menetapkan haluan negara dan membentuk UU melalui Maklumat Wakil Presiden Nomor X yang dikeluarkan pada 16 Oktober 1945. Kurang dari sebulan, kekuasaan presiden berkurang dengan terbentuknya Kabinet Syahrir I yang tidak lagi bertanggung jawab kepadanya melainkan kepada Badan Pekerja KNIP. Pada tahun-tahun berikutnya ketika keadaan darurat, 29 Juni 19462 Oktober 1946, dan 27 Juni 19473 Juli 1947, presiden mengambil alih kekuasaan lagi. Begitu pula antara 29 Januari 194827 Desember 1949 kabinet kembali bersifat presidensial (bertanggung jawab kepada presiden).
Saat pemerintahan, termasuk di dalamnya lembaga kepresidenan, di Yogyakarta lumpuh dan tidak dapat menjalankan tugasnya saat Agresi Militer Belanda II. Walau ditawan musuh, nampaknya lembaga ini tidak bubar. Sementara pada saat yang sama, atas dasar mandat darurat yang diberikan sesaat sebelum kejatuhan Yogyakarta, suatu Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) yang didirikan di pedalaman Sumatera (22 Desember 1948 – 13 Juli 1949) mendapat legitimasi yang sah. Kondisi inilah yang menimbulkan pemerintahan dan juga lembaga kepresidenan ganda. Sebab pemerintahan darurat itupun memiliki pimpinan pemerintahan (atau lembaga kepresidenan) dengan sebutan Ketua Pemerintahan Darurat. Hal inilah yang sering menimbulkan kontroversi dan polemik berkepanjangan mengenai status pemerintah darurat dan status ketua pemerintah darurat.
Bagi sebagian pihak, PDRI dan juga Ketua Pemerintahan Darurat adalah penerima tongkat estafet pemerintahan dan kepemimpinan nasional saat pemerintahan di ibukota tertawan musuh. Oleh karena itu kedudukannya tidak bisa diabaikan. Apalagi pada 13 Juli 1949, Ketua Pemerintah Darurat Syafruddin Prawiranegara secara resmi menyerahkan kembali mandat kepada Wakil Presiden Mohammad Hatta yang pulang dari tawanan musuh. Namun bagi pihak lain, tidak mundurnya presiden dan wakil presiden secara resmi menunjukkan tongkat estafet pemerintahan dan kepemmpinan nasional tetap dipegang oleh Soekarno dan Mohammad Hatta yang tertawan. Apalagi perundingan-perundingan, seperti Perjanjian Roem-Royen, dilakukan dengan pemerintahan dan lembaga kepresidenan tertawan bukan dengan pemerintah darurat.

Minggu, 25 September 2011

karya seni rupa terapan


1. Penertian seni rupa
Seni rupa adalah cabang seni yang membentuk karya seni dengan media yang bisa ditangkap mata dan dirasakan dengan rabaan. Kesan ini diciptakan dengan mengolah konsep garis, bidang, bentuk, volume, warna, tekstur, dan pencahayaan dengan acuan estetika.
Seni rupa dibedakan ke dalam tiga kategori, yaitu seni rupa murni atau seni murni, kriya, dan desain. Seni rupa murni mengacu kepada karya-karya yang hanya untuk tujuan pemuasan eksresi pribadi, sementara kriya dan desain lebih menitikberatkan fungsi dan kemudahan produksi.
Secara kasar terjemahan seni rupa di dalam Bahasa Inggris adalah fine art. Namun sesuai perkembangan dunia seni modern, istilah fine art menjadi lebih spesifik kepada pengertian seni rupa murni untuk kemudian menggabungkannya dengan desain dan kriya ke dalam bahasan visual arts.
2. Penertian seni rupa terapan
Seni rupa terapan adalah hasil karya seni rupa yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan mempunyai fungsi atau manfaat. Fungsi karya seni rupa dapat dibedakan menjadi dua, yaitu fungsi estetis dan fungsi praktis. Fungsi estetis adalah untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia tentang rasa keindahan. Misalnya lukisan, patung,dan benda hias. Fungsi praktis adalah untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia akan benda pakai. Misalnya vas bunga, kursi ukir, dan bingkai foto.
Selain itu kaya seni rupa terapan juga dibedakan menjadi 3, yaitu hasil karya ukiran, hasil karya patung, dan hasil karya batik.
  • Menurut hasil karya ukiran, contoh benda-bendanya adalah ukiran kayu dari Jepara dan ukiran kayu dari Bali.
  • Menurut hasil karya patung, contoh benda-bendanya adalah patung kayu dari suku Asmat, patung batu Pangeran Diponegoro, dan Patung kayu dari Bali.
  • Menurut hasil karya batik, contoh benda-bendanya adalah baju, sprei, kain, gorden, dll

3.Latar Belakang Penciptaan Karya Seni Rupa Terapan Nusantara

Latar Belakang Penciptaan Karya Seni Rupa Terapan Nusantara
Penciptaan karya seni rupa terapan nusantara terdiri dari :

a. Unsur Ekonomi
faktor ekonomi sangat mendukung penciptaan karya seni rupa terapan di Indonesia, misalnya urusan perdagangan dan galeri.

b. Unsur Ekspresi Diri
unsur ekspresi diri sangat menentukkan penciptaan karya seni karena dnegan ungkapan emosional sipembuat, maka terwujudlah suatu karya seni yang menarik.

c. Unsur Eksperimen
daya pikir yang semakin lama makin berkembang akan mendorong manusia untuk mencoba membuat suatu karya seni yang bernilai.

d. Unsur Religius atau Keagamaan
unsur keagamaan penciptaan karya, karena dengan dilandasi unsur keagamaan, maka ketakwaan kita terhadap Tuhan Yang Maha Esa akan bertambah.

e. Unsur Aktualisasi Diri
unsur aktualisasi diri sangat menetukkan penciptaan karya seni karena dengan aktualisasi diri, si pembuat karya akan memperlihatkan jati dirinya melalui karya seni yang dibuat.

4. Fungsi Seni Rupa Terapan Nusantara
Di zaman modern, perkembangan seni semakin tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Seni telah disadari keberadaannya. Sehingga perkembangan manusia dalam menciptakan dan menggunakan seni semakin dapat dirasakan.
Pada perkembangan selanjutnya, manusia telah menciptakan karya seni yang berdaya guna dalam kehidupan mereka. Bahkan seni menduduki fungsi-fungsi tertentu dalam kehidupan manusia:
1.Fungsi Individual/ fungsi pribadi
Charles Batteaux (1713-1780) membedakan seni menjadi dua, yaitu:
Seni murni (fine art/ pure art)
Seni terapan (useful art/ applied art)
Pengelompokan tersebut berdasarkan fungsi seni bagi kehidupan seorang seniman. Berdasarkan teori tersebut, maka fungsi seni bagi seorang individual dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

Fungsi Pemenuhan Kebutuhan Fisik

Manusia homo sapien telah mengenal alat-alat kehidupan sehari-hari. Dari peninggalannya dapat diketahui bahwa manusia zaman itu telah mengenal dan mempelajari dunia fisik. Mereka berusaha membuat benda-benda terapan.
Manusia disebut homo faber, artinya ia memiliki emosi dan kecakapan untuk berekspresi pada keindahan dan pemakaian benda-benda. Sifat sensitif yang dimiliki oleh seseorang memberi reaksi terhadap penciptaan benda yang indah dengan nilai artistik. Pada penciptaan suatu benda seseorang selalu mempertimbangkan dan menghadirkan aspek kehidupan.
Di abad teknologi kehadiran aspek seni dalam pembuatan benda-benda fungsional tidak dapat diabaikan. Seni terapan memang mengacu pada pemuasan kebutuhan fisik. Karena itu segi kenyamanan menjadi hal yang penting.
Peradaban manusia terus maju. Penciptaan-penciptaan manusia juga ikut berkembang dengan pesat.

Contoh-contoh seni yang dapat memenuhi kebutuhan fisik antara lain:
a. Seni bangunan
b. Seni furniture
c. Seni pakaian (tekstil)
d. Seni kerajinan, dan sebagainya.

Fungsi Pemenuhan Kebutuhan Emosional

Mengapa manusia bisa marah, sedih, gembira, haru, iba, cinta dan benci? Manusia dapat merasakan semua itu karena dalam dirinya terkandung dorongan emosional. Dan situasi emosi akan muncul bila ada rangsangan dari luar, rangsangan tersebut akan membentuk suatu asosiasi dan tanggapan. Dari tanggapan inilah lalu timbul refleksi yang berupa perasaan marah, benci, sedih, kasihan, haru dan sebagainya.
Pengalaman-pengalaman individual yang terus terjadi setiap saat bisa diungkapkan lewat bahasa seni. Masalah cinta, perkawinan, kelahiran dan kematian atau rasa suka cita bisa menjadi pengalaman individu yang direkam dalam karya seni. Karena itu biasanya digunakan sebagai ekspresi diri dalam berkarya, apalagi pada seni modern yang tidak lagi kolektif sifatnya.

Fungsi pribadi seni ada beberapa permasalahan yang biasanya menjadi pusat perhatian manusia, antara lain:
Eksprei psikologis:
Cinta
Kematian
Masalah spiritual
Ekspresi estetik
2.Fungsi Sosial
Sebenarnya seluruh karya seni memiliki fungsi sosial karena selalu ada interaksi antara karya seni dan pemirsanya. Senirupa bisa menjadi sarana untuk penyampaian protes, pujian dan kritik.
Fungsi Sosial Seni dalam Bidang Rekreasi
Fungsi Sosial Seni dalam Bidang Komunikasi
Fungsi Sosial Seni dalam Bidang Pendidikan
Fungsi Sosial Seni dalam Bidang Keagamaan
Buku Approaches to Art in Education tulisan Laura H. Chapman (1978) menguraikan setiap karya seni memiliki fungsi, apakah yang personal, social, physical, political, religious, educational, dan economic.
Dari sisi lain ditemukan adanya 3 pengelompokan:
yang difungsikan untuk mengekspresikan gagasan atau memecahkan problema tertentu. Setiap gagasan atau problema mempersyaratkan dipilihnya karya seni yang sesuai untuk gagasan dan problema tersebut.
Yang difungsikan untuk memenuhi kebutuhan dasar. Yang dimaksud di sini antara lain adalah kebutuhan menyatakan identitas katakanlah yang nasional; kemudian kebuthan akan seremoni. Masing-masingnya mempersyaratkan hadirnya karya seni dengan karakteristik tertentu.
Yang difungsikan dengan memberikan ciri kontekstual. Konteks dimaksud memberikan fungsi tertentu kepada karya seni bersangkutan. Karya seni yang digunakan dalam upacara keagamaan akan memperoleh fungsi yang lain apabila ditempatkan dalam suatu museum. Bendera yang berkibar pada tiangnya akan memiliki arti yang berbeda apabila digunakan sebagai penutup peti jenazah.

5. Jenis-jenis seni rupa terapan
a. Menurut Matra/Dimensi (Ukuran, Bentuk)
Jenis matra seni rupa ada dua macam, yaitu:
1) Seni rupa datar dengan dua ukuran (dwimatra)
Seni rupa ini berbentuk dastar dengan dua ukuran(panjang dan
lebar), hanya dapat dipandang dari depan saja
Contohnya: gamar, lukisan, mozaik, sulaman dan anyaman.
2) Seni rupa tiga dimensi (trimatra)
Seni rupa ini memiliki ukuran panjang, lebar, tinggi dan isi.
Dapat dipandang dari berbagai arah pandangan.
Contoh: seni bangun, patung, diaroma, mebel, dan maket.
b. Menurut Teknik dan Cara Pembuatannya
Jenis teknik (cara membuat) seni rupa, yaitu:
1) Teknik pada seni rupa dua dimensi, meliputi: arsir, blok,
transparan, gosok, sablom, dan kuas.
2) Teknik pada seni rupa tiga dimensi, meliputi: pahat, cetak(cor),
sambung, plester, dan membentuk.
c. Menurut Gaya atau Aliran (Paham)
Jenis gaya atau aliran seni rupa, meliputi: naturalisme, realisme,
impresionisme, ekspresionisme, surrealisme, romantisme,klasikisme,
kubisme, abstrak, pointilisme, dan primitivisme.
d. Menurut Tujuan Pembuatan
Jenis seni rupa menurut tujuannya dibedakan menjadi 2 macam, yaitu:
1) Karya seni rupa murni (pure art)
Karya seni rupa murni diciptakan sebagai sarana atau media
berkreasi, rekreasi, terapi, dan kkomunikasi.
2) Karya seni rupa terapan
Karya seni rupa terapan diciptakan untuk tujuan fungsional
atau memenuhi kebutuhan fisik dan psikologis.
e. Menurut Teknik dan Media yang Digunakan
Berdasarkan teknik dan media yang digunakan dibagi 5, yaitu:
1) Karya Tekstil
2) Karya Patung
3) Karya Patung
4) Karya Logam
5) Karya Anyaman
f. Menurut Fungsinya
Seni rupa menurut fungsinya, dapat dibedakan menjadi:
1) Karya seni rupa murni (fine art)
Karya  seni rupa murni  adalah  karya seni rupa untuk  keperluan
mewujudkan   ekspresi,   gagasan,  dan   imajinasi    secara    bebas
tanpa terikat dan tidak berhubungan dengan unsur fungsi produk.
2) Karya seni rupa pakai (Appleid art)
Karya  sen  i rupa pakai  adalah  karya seni  yang  hasil    karyanya
langsung dapat dipergunakan fungsinya oleh kehidupan  manusia














Kamis, 15 September 2011

faktor yang mempengaruhi perkembangan tari kreasi



Adapun faktor lain yang dapat mempengaruhi perkembangan tari kreasi di indonesia contohnya : A. koreografi .
                     B. Pendidikan seni tari non etnik ( tari keasi ).     

koreografi
Fakto lain yang dapat mendukung perkembangan seni tari tunggal dan non etnik adalah faktor koreografi .Koreografi (Inggris choreography, Perancis chorégraphie) secara harafiah berarti "pencatatan tari." Akan tetapi, secara semantik (pengertian, penggunaan) kini bisa berarti (1) seni penataan atau penciptaan tari, dan (2) Susunan atau komposisi gerak tari sebagai simbol-simbol yang mengungkapkan atau merepresentasikan gagasan seniman, dan (3) seperti dekat dengan arti harafiahnya walau jarang dipakai, adalah sistem penulisan atau penotasian tari. Siniman yang melakukannya disebut koreografer (choreografer). Dengan itu, maka tarian yang dilakukan secara spontan (improvisasi) bukan tari yang dikoreografikan. Walaupun para koreografer biasa menyusun tari melalui tahapan improvisasi, dalam konteks itu improvisasi merupakan jalan menuju koreografi, bukan berupa "seni tari" itu sendiri--tapi sejak tahun 1970an dalam dunia tari modern, improvisasi merupakan metodologi tersendiri, yang biasa dipertunjukkan juga. Sebutan artistic dancing ("tari seni"), adalah tarian yang dikoreografikan, yang membedakan dengan yang tidak dikoreografikan.
Koreografi yang harus dibuat harus mengikuti perkembangan zaman dan koreografi yang dibuat harus unik dan merupakan gerakan gerakan baru agar terlihat tidak monoton, apabila hal ini sudah mecakup dan berhasil dibuat maka hal ini akan menarik penonton untuk mempelajari koreo ter sebut. Dan menciptakan penerus penari non etnic atau tari kreasi yang baru sehingga tarian ini dapat berinovasi dan berkembang terus sesuai perkembangan zaman.
Pendidikan terhadap seni tari non etnik ( tari kreasi )
Pendidikan seni tari anak usia dini masih kurang ramah di telinga masyarakat khususnya untuk seni tari tradisional. Dalam rangka mengsosialisasikan PSAUD ini para penyelenggara PAUD perlu mengadakan program pendidikan seni anak yang mengkonsentrasikan seni tari tradisional. Seni gerak tari pada anak usia dini, sebagai upaya untuk merangsang daya cipta dan kreatifitas anak. Karena seni gerak tari adalah salah satu bentuk kegiatan yang positif maka perlu diimplementasikan menjadi muatan lokal pada kurikulum penyelenggaraan PAUD. Selain itu seni gerak tari juga merupakan sarana menyalurkan ekpresi perasa dan emosi anak. Ketetapan gerak tari juga merangsang pertumbuhan motorik anak dalam menyelaraskan daya pikir yang sesuai dengan tingkat perkembangan motorik anak usia dini. Tujuan dari pendidikan seni tari pada penyelenggaraan PAUD, untuk mengenalkan sebagian kebudayaan bangsa Indonesia pada anak didik, mengembangkan kecerdasan kinestetik dan aspek pengembangan seni.
Pada tahap-tahap tertentu anak akan terus maju kearah pertumbuhan fisik, mental dan estetis. Pada umumnya tergantung pada umur dan minat masing-masing anak pada seni yang berbeda-beda. Akan tetapi kenyataan tidaklah demikian. Dalam pendekatan terhadap seni gerak tari ada anggapan bahwa anak-anak terutama dilibatkan kedalam dan memperoleh penguasaan motorik terhadap gerak  seni anak. Bergerak sambil bersuara dengan menggunakan rasa, meskipun tanpa ketrampilan sangat penting dalam pengalaman seni. Demikian pula jika diberi motivasi untuk menciptakan gerak berdasaskan pengamatan terhadap kesayangan binatang yang ada dirumahnya, pasti akan bermunculan gerak-gerak yang lucu  berbeda satu dengan yang lainnya. Tidak tertutup kemungkinan akan munculnya gerak sambil bersuara atau berteriak mengekspesikan hasil pengamatannya. Dalam pengalaman seni anak akan bertemu elemen-elemen seni gerak tari, sehingga proses penjelajahan terhadap gerak dan irama sangat berarti bagi perkembangan estetis anak.
Anak usia dini mempunyai kualitas gerak yang sesuai dengan karakteristik anak, yaitu bersifat agresif dan energik. Jika dikembangkan dan dibina akan menjadikan aset yang tak ternilai harganya.

Kamis, 11 Agustus 2011

Maher Zain - Insyaallah lyrics

ketika kau tak sanggup melangkah
hilang arah dalam kesendirian
tiada mentari bagai malam yang kelam
tiada tempat untuk berlabuh
*courtesy of LirikLaguIndonesia.net
bertahan terus berharap
Allah selalu di sisimu
reff:
Insya Allah, Insya Allah
Insya Allah ada jalan
Insya Allah, Insya Allah
Insya Allah ada jalan
every time you commit one more mistake
you feel you can’t repent and that it’s way too late
you’re so confused wrong decisions you have made
haunt your mind and your heart is full of shame
but don’t despair and never lose hope
’cause Allah is always by your side
reff2:
Insya Allah, Insya Allah
Insya Allah you’ll find a way
Insya Allah, Insya Allah
Insya Allah ada jalan
turn to Allah He’s never far away
put your trust in Him, raise your hands and pray
oh Ya Allah tuntun langkahku di jalanmu
hanya engkaulah pelitaku
tuntun aku di jalanmu selamanya
reff3:
Insya Allah, Insya Allah
Insya Allah we’ll find our way
Insya Allah, Insya Allah
Insya Allah we’ll find our way
repeat reff3 [until fade]

Minggu, 07 Agustus 2011

perkalian 5

matematika adalah ilmu dasar yang harus dipelajari setiap orang. karena , ilmu ini banyak diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. saya mempunyai rumus singkat dalam perkalian lima yaitu:

(hanya untuk bil kembar)
 contoh : 15 x 15 = 225
 karena setiap hasil perkalian doletakan bil 25 dan angka 1 pada bilangan 15 dapat dikalikan 2
 (n)5 x (n)5 = n . n+1 lalu ditambah bil 25 pada akhir perkalian

Cara Gampang Perkalian 5 :
⇒ Bagi 2, kemudian kali 10.
Misal :
1. 7 x 5 = 7 / 2 * 10 = 3.5 * 10 = 35
2. 38 x 5 = 38 / 2 * 10 = 19 * 10 = 190
3. 99 x 5 = 99 / 2 * 10 = 49.5 * 10 = 495